Bumi Sriwijaya images:youtube.com |
Sriwijaya (atau juga disebut Srivijaya; Thai: ศรีวิชัย atau "Ṣ̄rī wichạy") adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan berdasarkan peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan kemungkinan Jawa Tengah. Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan wijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan", maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gilang-gemilang". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan di antaranya tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya.
Setelah jatuh, kerajaan ini terlupakan dan keberadaannya baru diketahui kembali lewat publikasi tahun 1918 dari sejarawan Perancis George Cœdès dari École française d'Extrême-Orient.(wikipedia.org)
Sumsel yang memiliki kawasan 87.017,12 kilometer persegi, telah dikenal sebagai Bumi Sriwijaya sejak abad ketujuh Masehi karena menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya.
Gaung Sriwijaya sampai ke Madagaskar di Benua Afrika. Meski dikenal hingga abad ke-12, namun tidak melepas ingatan orang-orang tentang Palembang yang disebut dengan Kiu Kiang atau Ku Kang oleh pedagang Tiongkok.
Perdagangan terus berjalan, begitu juga dengan pelabuhannya. Bahkan perdagangan antar nusantara dengan daratan Tiongkok terus berjalan hingga abad 15.
Gaung Sriwijaya dilanjutkan dengan Kerajaan Palembang yang mengalami kejayaan pada abad 18 dan 19. Bidang administrasi pemerintahan, lembaga masyarakat adat dan pemerintahan tradisional tetap berjalan dari pendahulunya yang kemudian diteruskan Palembang Darussalam.
Palembang Darussalam menjadi negara modern kala itu, telah menetapkan batas wilayah kekuasaannya hingga Tembesi, sebagian wilayah Rejang Lebong (Bengkulu) dan Manggala (Lampung). Begitu juga dengan Bangka Belitung, Lebong dan selatan Danau Ranau.
Menurut catatan kolonial, Volktelling 1930, luas keresidenan Palembang mencapai 85.918,08 kilometer persegi.
Sumsel ditetapkan sebagai provinsi pada tanggai 15 Mei 1946 silam yang memiliki banyak daerah meliputi Bengkulu, Palembang, Lampung dan Bangka Belitung.
Sumsel menjadi salah satu daerah yang kaya di Indonesia dengan sumber gas alam, minyak bumi, batu bara dan mineral. Industri pengolahan bahan mentah menjadi bagian perekonomian Sumsel sejak seabad lalu.
Mengikuti Sriwijaya dahulu, Sumsel juga dikenal oleh bangsa internasional saat ini setelah sukses menggelar SEA Games tahun 2011, ISG 2013 dan event lain skala nasional serta dunia. Selanjutnya Sumsel akan menggelar MTQ Internasional dan ASEAN University Games tahun 2014.
Berbagai proyek pembangunan pun kini tengah terjadi di Sumsel. Setelah sukses sekolah 12 tahun dan berobat gratis, tahun depan pemerintah akan menggratiskan sekolah sampai tingkat sarjana.
Sumsel juga akan membangun Masjid Raya Sriwijaya, Monorel pertama di Indonesia, Jembatan Musi IV dan VI serta Jalan Tol Palembang-OI yang ditarget selesai tahun 2017.
Pengembangan Tanjung Api Api menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ditarget selesai tahun 2018, jalur kereta api khusus batu bara dan sekarang Sumsel tengah berjuang menjadi tuan rumah ASEAN Games yang pernah digelar di Indonesia tahun 1962 silam.
(tribunennews)Setelah jatuh, kerajaan ini terlupakan dan keberadaannya baru diketahui kembali lewat publikasi tahun 1918 dari sejarawan Perancis George Cœdès dari École française d'Extrême-Orient.(wikipedia.org)
Sumsel yang memiliki kawasan 87.017,12 kilometer persegi, telah dikenal sebagai Bumi Sriwijaya sejak abad ketujuh Masehi karena menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya.
Gaung Sriwijaya sampai ke Madagaskar di Benua Afrika. Meski dikenal hingga abad ke-12, namun tidak melepas ingatan orang-orang tentang Palembang yang disebut dengan Kiu Kiang atau Ku Kang oleh pedagang Tiongkok.
Perdagangan terus berjalan, begitu juga dengan pelabuhannya. Bahkan perdagangan antar nusantara dengan daratan Tiongkok terus berjalan hingga abad 15.
Gaung Sriwijaya dilanjutkan dengan Kerajaan Palembang yang mengalami kejayaan pada abad 18 dan 19. Bidang administrasi pemerintahan, lembaga masyarakat adat dan pemerintahan tradisional tetap berjalan dari pendahulunya yang kemudian diteruskan Palembang Darussalam.
Palembang Darussalam menjadi negara modern kala itu, telah menetapkan batas wilayah kekuasaannya hingga Tembesi, sebagian wilayah Rejang Lebong (Bengkulu) dan Manggala (Lampung). Begitu juga dengan Bangka Belitung, Lebong dan selatan Danau Ranau.
Menurut catatan kolonial, Volktelling 1930, luas keresidenan Palembang mencapai 85.918,08 kilometer persegi.
Sumsel ditetapkan sebagai provinsi pada tanggai 15 Mei 1946 silam yang memiliki banyak daerah meliputi Bengkulu, Palembang, Lampung dan Bangka Belitung.
Sumsel menjadi salah satu daerah yang kaya di Indonesia dengan sumber gas alam, minyak bumi, batu bara dan mineral. Industri pengolahan bahan mentah menjadi bagian perekonomian Sumsel sejak seabad lalu.
Mengikuti Sriwijaya dahulu, Sumsel juga dikenal oleh bangsa internasional saat ini setelah sukses menggelar SEA Games tahun 2011, ISG 2013 dan event lain skala nasional serta dunia. Selanjutnya Sumsel akan menggelar MTQ Internasional dan ASEAN University Games tahun 2014.
Berbagai proyek pembangunan pun kini tengah terjadi di Sumsel. Setelah sukses sekolah 12 tahun dan berobat gratis, tahun depan pemerintah akan menggratiskan sekolah sampai tingkat sarjana.
Sumsel juga akan membangun Masjid Raya Sriwijaya, Monorel pertama di Indonesia, Jembatan Musi IV dan VI serta Jalan Tol Palembang-OI yang ditarget selesai tahun 2017.
Pengembangan Tanjung Api Api menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ditarget selesai tahun 2018, jalur kereta api khusus batu bara dan sekarang Sumsel tengah berjuang menjadi tuan rumah ASEAN Games yang pernah digelar di Indonesia tahun 1962 silam.
0 komentar:
Posting Komentar